Sakit kritis saat ini bukan lagi diderita oleh para manula tetapi trend-nya justru mengancam kelompok usia produktif. Saatnya untuk mulai waspada dan melakukan upaya pencegahan dan upaya lainnya untuk mengantisipasi dampak negatif penyakit kritis pada kelompok usia produktif ini.
Memiliki kualitas hidup yang baik memang impian setiap orang. Banyak cara yang dilakukan orang untuk menjaga pola hidup sehat, salah satunya adalah dengan makan makanan bergizi, olahraga, istirahat yang cukup dan mengendalikan stres dengan baik.
Sayangnya karena banyaknya tuntutan hidup, banyak orang mengabaikan pola hidup sehat. Hal ini lah yang memicu timbulnya beragam penyakit kritis yang dapat mengancam kesehatan jiwa.
Jika dulu penyakit kritis hanya dialami oleh kelompok lanjut usia, kini trennya justru mengancam kelompok usia produktif.
Faktanya, sebanyak 70% kematian dini di Indonesia disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular atau Penyakit Kritis.
Penyakit jantung dan stroke misalnya yang menjadi penyebab kematian tertinggi pertama dan kedua di Indonesia. Berdasarkan data Kemenkes 2021, kedua jenis penyakit kritis ini mencapai 7,7 juta kasus. Kemudian Penyakit Kritis Kanker yang menjadi penyebab kematian ke-3 di Indonesia.
Data dari Globocan-WHO pada 2020, jumlah kematian akibat kanker sebanyak 234.511 orang atau terjadi 1 dari 6 kasus kematian yang disebabkan oleh penyakit kritis ini.
Seiring perkembangan zaman, ternyata tren penyakit kritis ini mulai naik 10-14 tahun lebih muda dari usia senja. Selain tiga penyakit kritis (serangan jantung, stroke, dan kanker), penyakit seperti diabetes juga memiliki kecenderungan dialami anak-anak dan orang muda di Indonesia, dengan rentang usia 15-44 tahun.
Tingginya prevalensi penyakit kritis di Indonesia disebabkan gaya hidup yang tidak sehat. Mulai dari tidak memakan sayur dan buah (95,5%), kurang aktivitas fisik (33,5%), obesitas (52,8%), dan perokok aktif (29,3%).
Belum lagi dampak dari Post Covid-19 di mana para penderitanya memiliki risiko komplikasi kardiovaskular dan alzheimer. Sedentary lifestyle seperti kurang bergerak yang memicu obesitas juga dapat menyumbang munculnya penyakit kritis.
Berdasarkan latar belakang di atas, kami melakukan survey ini untuk mengetahui tingkat kesadaran masyarakat tentang Penyakit Kritis saat ini dan hasil yang didapatkan akan kami gunakan untuk meningkatkan sosialisasi pendidikan dan literasi kesehatan dan kesadaran tentang pentingnya perencaan keuangan bagi keluarga.
Mari kita mulai survey ini dengan klik disini.
0 comments :
Posting Komentar